Risiko Mengonsumsi Mie Lidi bagi Gusi

Camilan merupakan makanan ringan yang paling sering dikonsumsi saat mengisi waktu luang atau makanan pendamping untuk mengerjakan sesuatu hal. Misalnya saat menonton film, camilan manis selalu menjadi makanan yang paling banyak dikonsumsi karena dianggap dapat meningkatkan mood agar lebih baik. Beberapa diantara kamu bahkan menjadikan camilan sebagai makanan yang harus dikonsumsi setiap malam. Alhasil, risiko kenaikan berat badan hingga obesitas dapat kamu alami jika kebiasaan ini terus berlanjut hingga berhari-hari. Namun risiko buruk mengonsumsi camilan bukan hanya itu saja, kerusakan gusi bisa juga terjadi. Salah satu camilan yang berpotensi merusak gusi adalah mie lidi. Tahukah kamu mengapa mie lidi dapat merusak gusi?

Mie lidi adalah camilan masa kecil yang tidak pernah dilupakan bagi kamu anak 90-an. Makanan berbahan dasar terigu yang dibentuk menyerupai batang lidi ini sangat disukai oleh semua kalangan, tidak terkecuali bagi kamu yang lahir di tahun 2000. Rasa gurih dari mie lidi memang tidak dapat dipungkiri, apalagi dengan varian bumbu yang menambah kenikmatannya saat disantap. Namun mengonsumsi mie lidi tidak sama dengan camilan yang lain, mengingat mie lidi memiliki permukaan yang tajam saat dikunyah. Tidak jarang, saat mencoba mengunyahnya, mie lidi justru menusuk area gusi hingga berdarah atau masuk ke sela-sela gigi hingga terasa ngilu. Saat kondisi ini terjadi, mungkin kamu akan membiarkannya begitu saja, selagi tidak menimbulkan perdarahan yang cukup hebat.

Kondisi yang dibiarkan ini lama kelamaan akan menimbulkan masalah besar. Mie lidi yang menusuk area gusi hingga berdarah akan menimbulkan luka yang terbuka. Luka yang terbuka ini bila terus-menerus terkena makanan lain, rasa nyeri hingga sakit pada bagian kepala akan muncul secara bersamaan. Hal ini dikarenakan makanan menekan area gusi yang terluka dan mengenai jaringan saraf yang ada di dalamnya. Gusi adalah bagian rongga mulut yang sangat tipis dan mudah terluka, tidak jarang kamu akan merasakan sakit kepala hingga semalaman. Rasa sakit yang kamu alami mungkin akan hilang dalam waktu 7 hari dan selama itu kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri. Ada hal yang perlu kamu ingat, obat pereda nyeri hanya bersifat sementara dan tidak dapat membantu mengobati luka pada gusi. Mengonsumsinya pun tidak boleh dalam jangka waktu lama karena akan berakibat pada munculnya rasa kebas pada area luka.

Ketika gusimu luka, risiko sariawan, radang gusi hingga infeksi gusi kemungkinan besar dapat terjadi, sebab bakteri akan masuk melalui luka yang terbuka. Namun pada kasus ini, risiko sariawan jauh lebih besar, mengingat gusi merupakan bagian mulut yang lebih tipis dan sensitif. Sariawan akan muncul dengan kedalaman sesuai luka yang terbentuk. Jika luka akibat mie lidi ternyata tidak sampai menembus bagian saraf, maka sariawan akan berada pada permukaan dasar gusi. Lain halnya jika ternyata, mie lidi menembus gusi hingga bagian dalam sampai membentuk lubang terbuka. Kondisi ini jauh akan lebih berbahaya karena bakteri dapat masuk melalui luka dan memungkinkan terjadinya peradangan pada gusi.

Peradangan gusi akan ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan disertai dengan rasa sakit saat mengunyah makanan. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan begitu saja dan butuh tindakan segera untuk mengurangi risiko lanjutan. Cara yang bisa kamu lakukan selama di rumah adalah dengan tetap menjaga kebersihan mulut. Jangan malas untuk membersihkan gigi meskipun kamu merasakan sakit pada area gusi, usahakan untuk menggunakan bulu sikat yang halus dan lakukan dengan perlahan-lahan. Tujuannya adalah untuk melindungi luka gusi agar tidak terkena bulu sikat yang keras. Jika rasa sakit tidak kunjung sembuh hingga beberapa hari, pergilah ke dokter gigi untuk mendapatkan tindakan medis.

Biasanya dokter akan memeriksa area gusi yang terluka dan melihat apakah ada mie lidi yang tertinggal atau tidak. Jika ternyata peradangan yang terjadi akibat kebersihan rongga mulut yang buruk, biasanya dokter gigi akan membersihkan plak pada gigi untuk meminimalisir peradangan. Pemberian obat antibiotik juga ikut diberikan agar peradangan tidak memicu infeksi gusi. Setelah pengobatan telah diberikan, hindari makanan yang berpotensi melukai area gusi. Jika kamu tetap ingin mengonsumsinya, makan secara perlahan dengan ukuran yang kecil dan dalam jumlah yang sedikit.  Jaga kebersihan rongga mulut dan rutin pergi ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan rongga mulut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *